Wasir alias ambeien adalah pembengkakan dan peradangan yang terjadi pada pembuluh darah balik (vena) di daerah sekitar anus. Peradangan di dalam atau luar anus ini terjadi karena sulitnya proses pembuangan “sampah” metabolisme. Akibatnya, Anda terpaksa mengejan setiap kali buang air besar. Repotnya jika wasir terjadi saat Anda hamil.
Peregangan ketika mengejan inilah yang kadang-kadang menyebabkan pecahnya pembuluh-pembuluh darah di sekitar anus, hingga terjadi perdarahan. Mengalami wasir selama hamil, duh, sungguh tak nyaman!
Wasir selama hamil, memang biasa. Apa sebenarnya hubungan antar kehamilan dengan wasir? Berbagai macam faktor bisa menyebabkan timbulnya wasir pada ibu hamil:
- Perubahan hormon dalam tubuh. Selama masa kehamilan, kadar hormon progesteron meningkat untuk memperkuat atau menahan janin di dalam rahim. Di waktu yang sama, hormon tersebut menghambat gerak peristaltik otot pencernaan yang diperlukan agar perjalanan makanan dari saluran pencernaan hingga saluran pembuangan berjalan lancar.
- Ukuran janin yang kian besar. Akibatnya, seringkali janin mendesak sejumlah pembuluh darah di sekitar perut dan panggul. Darah yang meningkat, baik volume maupun alirannya, jadi terhambat.
- Sembelit. Bisa terjadi karena asupan zat besi yang cukup tinggi selama hamil. Tentu saja zat besi penting untuk calon ibu agar terhindar dari risiko anemia. Tetapi pada sebagian calon ibu, ini menyebabkan kesulitan buang air besar hingga akhirnya terjadi wasir.
- Beban yang ditanggung ibu hamil. Beban janin dan dirinya sendiri menyebabkan lambung dan rahim saling berhimpitan, sehingga dorongan sedikit saja pada bagian anus akan menyebabkan pembuluh darah di sekitarnya pecah lantas menjadi wasir. Tak jarang peredaran zat makanan pun terhambat hingga akhirnya ibuhamil sulit buang air.
- Gerakan fisik terutama bagian perut (abdominal) yang terbatas selama hamil. Ini juga salah satu penyebab kerja usus jadi “malas”.
Atasi dengan tepat. Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi wasir, yakni:
- Perbanyak konsumsi makanan berserat, seperti buah-buahan dan sayuran.
- Minumlah cairan yang cukup banyak. Paling tidak 2 liter dalam sehari.
- Biasakan buang air secara rutin pada waktu-waktu tertentu, seperti di pagi hari. Sebelum buang air, minum saja air hangat.
- Minumlah yogurt atau susu fermentasi yang dapat merangsang kerja usus agar lebih aktif. Jumlah konsumsi saat hamil dapat Anda konsultasikan dengan dokter gizi.
- Lakukan renang atau olahraga ringan, seperti jalan kaki yang sesuai dengan ibu hamil. Gerakan yang Anda lakukan ini diharapkan dapat membantu otot-otot di saluran pencernaan untuk bergerak mendorong sisa makanan ke saluran pembuangan.
- Hindari mengejan ketika buang air besar saat hamil. Dengan tidak mengejan, ini berarti kemungkinan terjadinya pembengkakan maupun peradangan pada pembuluh-pembuluh darah di daerah anus bisa diperkecil.